Minggu, 08 Mei 2022

TUGAS MODUL 3.1.A.10 AKSI NYATA PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN


 



Peristiwa Dalam Dilema Etika ( Facts )

Kurang lebih sekitar 2 tahun  siswa siswi  SD Negeri  Sukorejo I Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan  melaksanakan kegiatan belajar dari rumah dengan cara pembelajaran jarak jauh atau daring karena pandemi covid 19  hal ini menyebabkan adanya krisis pembelajaran  atau learning loss yang berdampak mengubah pola belajar, sikap,dan semangat siswa, aktifitas belajar menurun,tata krama jauh dari profil pelajar Pancasila, siswa terlalu sibuk dengan bermain HP,bermain dengan teman-temannya. Hal ini juga tidak lepas dari kontrol keluarga dan lingkungan tempat tinggal murid. Semua ini menjadi dilema manakala sikap dan akhlak siswa menjadi turun drastis sebagai contoh siswa kurang menghormati kepada guru, kegiatan  berdoa di kelas dibuat bercanda ,membuang sampah disembarang tempat tanpa memperdulikan lingkungan sekitar, bertengkar dengan teman sejawat walaupun masalahnya hanya sepele, kurangnya toleransi dengan sesama

Alasan melakukan aksi

Hal diatas merupakan dilema etika,sekolah harus memiliki solusi untuk menyelesaikannya kita harus bergerak tanpa menunggu  menunggu semuanya normal. Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek melawan jangka panjang. Nilai -nilai keagamaan kami pilih sebagai pondasi penanaman budi luhur siswa dengan cara melaksanakan sholat dhuha berjamaah dimusholla   sekolah, dan untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan  dan  penanaman kebersihan sebagian dari iman siswa melakukan penanaman sawi dan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar sebagai media tanamnya dengan cara mengumpulkan memilah sampah di sekitar rumah dan sekolah hal ini juga melatih kedisiplinan siswa, juga untuk meningkatkan kewirahausahaan terhadap siswa hasil dari tanaman sawi di olah sebagai bahan makanan seperti  keripik sawi atau bisa juga hasil tanaman di jual kepada dewan guru. Itulah sebagian alasan melakukan aksi dan hasil nyata  beberapa bulan ini secara rutin melaksakan pembiasaan yang berdampak pada siswa.

 Hasil Aksi Nyata

Hasil aksi nyata yang telah diterapkan oleh CGP yaitu adanya kesadaran diri yang dimiliki oleh siswa terhadap masalah yang dialaminya, sehingga CGP membuat sebuah keputusan bahwa siswa yang mengalami hal tersebut masih dapat mengikuti pembelajaran di sekolah dengan pantauan dan dukungan dari guru serta siswa agar siswa yang mengalami masalah tersebut memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Guru dalam memberikan pembelajaran harus memiliki inovasi agar siswa merasa tertarik mengikuti pembelajaran yang diberikan. Dukungan dari kepala sekolah dalam menangani siswa yang memiliki masalah rendahnya motivasi belajar merupakan hal yang sangat positif sehingga pengambilan keputusan yang diberikan tepat dalam menangani dan meningkatkan motivasi belajar

Perasaan ( Feeling )

Dalam melaksanakan modul 3.1 awalnya saya merasa kesulitan dalam menerapkannya karena belum terbiasa ternyata setelah saya pelajari ada kebanggaan tersendiri  dan motivasi dari dalam diri yang sering muncul saat kita bisa mempelajari modul 3.1. materi aksi nyata ini  diharapkan dapat menjadi solusi terbaik semua program  disekolah maupun komunitas pendidikan dalam menjalankan program kerja. Adanya kolaborasi dengan teman sejawat, kepala sekolah dan orang tua siswa dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di sekolah, dapat menyelesaikan secara bertahab setiap masalah yang di alami siswa ada kebahagiaan tersendiri  hal ini merupakan merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan yang positif sebagai pemimpin pembelajaran agar siswa terus belajar.

 

Pembelajaran ( Findings )

Dengan berkolaborasi dan gotong royong warga sekolah saya dapat mengamati,mengevaluasi,dan mengetahui kendala ,keadaan yang dihadapi warga sekolah,siswa,dan orang tua. Sehingga saya bekerja sama dengan kesiswaan,Guru Mapel PAI untuk menambahkan program pembiasaan sholat dhuha di  sekolah kami dengan terjadwal pada semua kelas mulai dari kelas 1 sampai kelasa 6 sebagai penanaman keimanan sesuai profil pelajar Pancasila.Program lain yaitu menanam bibit sawi dan menjadikan sampah plastik yang tidak terpakai sebagai media tanam dan menjual hasil tanaman kepada dewan guru atau orang tua siswa dan mengelolah hasil panen dalam bentuk makanan untuk membiasakan siswa menyukai sayuran agar memiliki gizi yang seimbang. Hasil penjualan akan digunakan lagi untuk membeli bibit sawi atau bahan yang di perlukan dan setiap siswa memiliki tabungan dari hasil panennya. Selain itu menerapkan pembiasaan siswa dalam menanam dan merawat tanaman sesuai dengan  pembelajaran pada Tema 7 kelas 2, selain bisa menerapkan pembiasaan di kelas maupun di sekolah program ini bisa meningkatkan motivasi belajar siswa salah satunya kegiatan yang di lakukan siswa mengukur tinggi bibit sawi secara berkala. Selain itu dalam meningkatkan baca tulis siswa secara berkala membuat cerita tentang perkembangan tumbuhan yang mereka rawat. Dalam setiap pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran akan mempertimbangkan hal hal yang positif dan negatif yang berdampak pada perkembangan sekolah   atau siswa utamanya pada kegiatan pembelajaran

Pembelajaran yang didapatkan dalam materi ini bahwa pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan 4 paradigma,3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan solusi yang tepat.

 

Penerapan kedepan ( Future )

Kegiatan ini kami usahan rutin dilakukan sebagai agenda wajib sekolah,sehingga sekolah mempunyai nilai tambahan  dalam pembinaan mental spiritual dan jasmani sesuai profil pelajar Pancasila yang kita harapkan.

Sebagai guru saya harus cermat melihat keadaan komunitas sekolah beserta warga sekolah apapun permasalahan sehingga semua kendala yang dihadapi dapat diselesaikan dengan cepat,tepat,efesien,menemukan solusi terbaik khususnya yang berpihak kepada murid.

Langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran :

* Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang ( short term  vs long term )

     * Prinsip pengambilan keputusan,berpikir hasil akhir

  * Nilai-nilai yang bertentangan,dalam kasus ini  nilai yang bertentangan adalah jangka pendek      lawan jangka panjangi ini :

Siapa yang terlibat dalam situasi ini : Saya pribadi,sekolah,siswa,orang tua,guru mapel PAI, dan ahli pertanian  

Fakta – fakta yang relevan:

1.       Turunnya sikap saling menghormati kepada sesama teman dan dewan guru

2.       Mengabaikan kebersihan di lingkungan kelas dan sekolah

3.       Tidak  khusyuk dalam berdoa berdampak turunnya nilai nilai spiritual pada siswa* Pengujian benar atau salah

 

Uji legal : kasus ini tidak menyangkut pelanggaran hukum

Uji regulasi : keputusan yang saya buat tidak melanggar regulasi apapun

Uji intuisi : Keputusan saya membuat program sholat jumat berjamaah untuk menanamkan nilai-nilai dasar manusia akan membuat nyaman semua pihak

Uji halaman depan koran : saya tetap nyaman apabila kasus ini dipublikasikan karena saya membantu menanamkan nilai- nilai kebaikan dengan mengajak sholat berjamaah karena banyak siswa dirumah tidak melaksanakan sholat jumat juga melatih siswa putri memilah sampah dan menjualnya ke pengepul untuk menambah uang kas kelas.

Uji panutan /idola : saya akan mendukung keputusan yang saya ambil.

   * Pengujian Paradigma benar lawan benar : dalam kasus ini paradigma yang dipilih jangka pendek melawan jangka panjang

* Prinsip Resolusi : prinsip penyelesaian dilema yang digunakan adalah berpikir berbasis akhir ( End-based- Thinking)

   * Investigasi opsi trilema : meminta orang tua murid untuk menuntun dan mengawasi supaya murid-murid rajin beribadah dan menanamkan nilai-nilai kebersihan dirumahnya maupun di sekolah.

   * Membuat keputusan  : Keputusannya adalah semua  siswa melaksanakan sholat dhuha dengan  berjamaah musholla dengan bergantia sebagai imam dan setiap murid menanam dan merawat tanaman sawi dengan memanfaatkan media tanam sampah plastik di lingkungan sekolah dan rumah

   * Lihat lagi keputusan dan refleksikan : Keputusannya adalah mewajibkan siswa sholat dhuha  berjamaah dilingkungan sekolah sebagai bentuk penanaman nilai-nilai keimanan ,berakhlak yang sesuai profil pelajar Pancasila, karena ditengarai banyak siswa yang tidak disiplin dalam membaca doa di kelas. Dan melakukan penanaman bibit sawi dan menjaga kebersihan sebagian dari iman dengan cara kebersihan lingkungan sekolah dan memilah sampah untuk digunakan sebagai media tanam dan hasilnya tanaman dijual kepada dewan guru maka setiap anak bisa  memiliki tabungan dari penjualan sayuran. Selain itu setiap siswa membuat cerita dalam kegiatan yang mereka lakukan hal tersebut untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung itulah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang sudah kami terapkan disekolah Sekolah Dasar Negeri Sukorejo I Kabupaten Pasuruan

                                                 



FOTO KEGIATAN

DISKUSI DENGAN KEPALA SEKOLAH TK PERTANIAN  UNTUK BERBAGI PENGALAMAN DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN 


 

SHARING KEGIATAN
BERSAMA DENGAN AHLI PERTANIAN DAN BENDAHARA SEKOLAH

 


KEGIATAN PENANAMAN BIJI SAWI DI PANDU OLEH NARSUM AHLI PERTANIAN



KEGIATAN PEMBIASAAN SHOLAT DHUHA SETIAP HARI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar