Jumat, 25 Februari 2022

MODUL 2.1.A.9 KONEKSI ANTAR MATERI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

2.1.a.9 KONEKSI ANTRA MATERI PEMBELAJARAN BEREDIFERENSIASI
 

Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferesiansi ?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Tomlinson (2001: 45)
Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
  3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
  4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
 Bagaimana hal ini bisa di lakukan di kelas ?
Yang harus kita lakukan adalah :
1. Mengidentifikasi kebutuhan murid mulai dari kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar.
2. Mengidentifikasi kebutuhan murid seperti : mengamati perilaku murid, mengidentifikasi pengetahuan awal, mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran, berbicara dengan guru murid sebelumnya, membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya,dan menggunakan berbagai penilaian formatif dan diagnostik
3.  Menganalisis penerapan 3 pembelajaran berdiferensiasi yaitu konten,proses, dan produk
4.  Mengimplementasikan RPP dalam konteks pembelajaran di kelas
5.  Guru menunjukkan sikap yang kreati, percaya diri, mau mencoba, berani mengambil risiko dalam menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi

Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal ?
Dengan melakukan pemetaan terhadap kebutuhan murid berdasarkan  3 aspek yaitu :
A. Kesiapan belajar terdiri dari melihat kemampuan murid dalam hal cepat - lambat, konkrit – abstrak, sederhana – komplek, dan mandiri – bantuan.

Mencari  informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.  Adapun tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2

B. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan:
1. menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan         humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
2. menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid, 
3. mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
4. menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).

C.    Profil Bejar murid, terdiri dari lingkungan, budaya, gaya belajar, dan multi intiligency
Menerapkan Strategi yang tepat dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Konten
materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum ● Membedakan pengorganisasian ● Membedakan format penyampaian2.       
Proses
kegiatan yang memungkinkan murid berlatih dan memahami konten ● Membedakan proses yang harus dijalani oleh murid
 Produk
Bukti yang menunjukkan apa yang murid telah pahami ● Membedakan dan memodifikasi produk sebagai hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari
 

Koneksi Antar Materi

Pembelajaran  berdifernsiasi bertujuan memenuhi kebutuhan beajar murid yang dapat mengakomodir keberagaman siswa seperti  kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar  sehingga mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa

CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN PASURUAN

 Filosofi Ki Hajar Dewantara

Menuntun segala Kodrat yang ada pada anak yaitu kodrat alam dan kodrat zaman agar mereka bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya baik sebagai  manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru menuntun tumbuh dan hidupnya kodrat yang ada pada anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) dan tumbuh kekuatan kodrat pada anak

 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dalam mewujudkan pembelajaran Berdiferensiasi kita harus menerapkan Nilai dan Peran Guru penggerak.
Nilai-nilai Guru Penggerak yang harus terinternalisasi ke dalam jiwa guru adalah
1) mandiri, artinya guru melakukan sesuatu atas kesadaran sendiri tanpa perintah atasan atau pemangku kebijakan
2) reflektif, artinya memikirkan ulang, memutar ulang kejadian yang sudah lalu karena pengalaman adalah guru yang terbaik jika diikuti dengan refleksi;
3) kolaboratif, artinya sekarang bukan zamannya mengedepankan persaingan, lebih baik saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yaitu melahirkan profil pelajar pancasila;
4) Inovatif, artinya harus selalu melakukan perubahan sesuai kodrat alam dan kodrat zaman, tanpa adanya inovasi kita akan tertinggal karena banyak hal yang berubah dengan cepat;
5) Berpihak pada murid, artinya sebagai guru harus berempati, memahami kebutuhan murid, memahami apa kebutuhan murid-murid kita.
Peran guru penggerak adalah
1) menjadi pemimpin pembelajaran, yaitu mendorong wellbeing kondisi pembelajaan siswa;
2) menggerakkan komunitas praktisi, artinya guru harus mampu menggerakkan komunitas seperti KKG kearah yang lebih maju;
3) menjadi coach bagi guru lain, artinya guru penggerak harus mampu menjadi suri tauladan bagi guru lain;
4) mendorong kolaborasi antarguru, artinya ia mampu bekerjasama dengan rekan sejawat, tidak bersaing;
5) mewujudkan kepemimpinan murid, artinya guru penggerak mampu membangun sikap kepemimpinan dalam diri siswa agar menjadi siswa yang bertanggung jawab serta dapat mengembangkan potensinya sebagai seorang pribadi. 

Visi  Guru Penggerak

Peran guru penggerak merupakan dasar pijakan untuk mencapai visi guru penggerak. Visi itu sendiri merupakan gambaran mimpi yang ingin dicapai secara keseluruhan. Visi merupakan kalimat yang tidak mudah diwujudkan, perlunya adanya upaya yang konsisten dan perubahan yang mendasar. Visi saya sebagai guru penggerak adalah "Unggul dan Kompeten dalam Mewujudkan Merdeka Belajar untuk melahirkan Profil Pelajar Pancasila". Guru penggerak tentunya harus menginternalisasi nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam dirinya sehingga mampu mewujudkan merdeka belajar. Sesuai dengan tujuan Pembelajaran berdiferensiasi dalam membentuk profil pelajar pancasila yang sesuai dengan visi guru penggerak dan sekolah yang dibangun berdasarkan pemetaan kekuatan internal dan eksternal melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi.

Budaya Positif

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferesiasi di kelas diperlukan suatu lingkingan belajar yang aman, nyaman dimana terdapat budaya positif dalam kelas tersebut. Dalam hal ini budaya positif lebih berpihak pada siswa. Yang pertama harus kita lakukan yaitu :
1.   Membuat Kesepakatan Kelas sebagai Langkah Awal dalam Membangun Budaya Positif yang Berpihak pada Murid
2.   Menciptakan Visi Sekolah untuk Membangun Budaya Positif yang Berpihak pada Murid
Bahwa untuk membangun budaya positif, keterlibatan guru, murid, manajemen sekolah dan orang tua sangat diperlukan. Semuanya harus bahu membahu dalam membangun budaya positif di sekolah. Untuk mewujudkan hal ini membutuhkan proses yang yang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Selain itu, proses ini juga membutuhkan keterlibatan semua pemangku kepentingan di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar